Berdiskusi di Tengah Kondisi Mati

lamantembawang | 13.32 |

Sedang Melakukan Diskusi
Mati lampu yang memang merupakan pemadaman bergilir di awal bulan Desember 2013 ini terjadi di PLN Cabang Ketapang Kalimantan Barat. Hal tersebut dilakukan sudah berjalan di kisaran 2-3 hari ini. Ada kalanya mati di siang hari dan atau menjelang malam harinya.
Memang ini bukanlah suatu kesengajaan atas terjadinya hal tersebut, karena sebelumya cuaca yang tidak mendukung sempat terjadi berupa hujan yang deras disertai halilintar cukup dahsyat hingga mengakibatkan salah satu panel di mesin pembangkit PLTD daerah Sukarja tersambar olehnya.
Padahal, hal tersebut sudah di antisipasi oleh pihak terkait dengan dipasang penangkal petir untuk jaga-jaga karena begitu kuatnya hantaman si raja halilintar tersebut dan tak bisa terelakan bagaimanapun, baca juga di http://pontianak.tribunnews.com/2013/05/08/cuaca-buruk-pln-ketapang-tangkal-petir
Oleh karenanya tidak bisa dipungkiri apabila jadwal pemadaman tersebut mengena di wilayahnya kita masing-masing. Bersamaan dengan ini, Perkumpulan Sampan Kalimantan perwakilan Ketapang mengadakan diskusi bersama kawan-kawan NGO, mahasiswa dan perwakilan masyarakat di Ketapang.
Antusiasme kawan-kawan untuk mengadakan diskusi tentang deforestasi dan degradasi hutan serta lahan menjadi cukup menarik untuk dikupas secara bersama-sama.
Sehingga yang keadaannya pada saat itu mengalami mati lampu ditempat diskusinya pada malam hari di tanggal 10 desember 2013 bertempat di Desa Baru, Kecamatan Benua Kayong masih tetap dijalankan. Dengan lampu lilin yang cukup membantu berjalannya diskusi pada malam itu, tetap membuat seluruh manusia yang ada di ruangan tersebut mengeluarkan ide-idenya yang cemerlang. 
Karena, dampak dari deforestasi dan degradasi hutan ataupun lahan yang terjadi kedepannya kalaulah tidak di jaga dengan baik keutuhannya akan membuat bumi ini lebih gelap gulita lagi. Walaupun dengan kondisi yang sekarang sudah mulai kita rasakan bahwa kondisi alam yang kadang-kadang tak diduga-duga kejadiannya dan tidak pernah terjadi sebelum-sebelumnya bisa terjadi.
Sebagai sedikit sentuhan kepada batin atau mungkin juga sebuah peringatan kepada kita semua. Terjadi diantaranya di Kecamatan Mempawah Hulu, Kecamatan Senggah Temila, Kecamatan Menyuke, Kecamatan Meranti, dan Kecamatan Menjalin hingga ada yang tidak bisa terselamatkan dari luapan air besar itu. Berita terkait di http://m.merdeka.com/peristiwa/7-desa-di-kalbar-terendam-banjir-2000-warga-mengungsi.html
Sebelum lebih parah dari itu, menjadi sebuah langkah yang solutif apabila adanya tindakan yang lebih positif untuk mencoba menjawab ataupun paling tidak berupa sumbangan pemikiran melihat kejadian-kejadian semacam ini. Perkumpulan Sampan (Sahabat Masyarakat Pantai) sendiri, sebagai cita-cita juga mempunyai jargonnya adalah Tata Kelola Hutan dan Lahan yang Adil, Lestari dan Berkelanjutan.
Berbagai sekelumit informasi yang telah coba digubris hingga saat ini sebagiannya di http://sampankalimantan.org/. Hingga akan sangat membantu sekali dukungan dari semua pihak dalam mensukseskan kegiatan terkait yang dilaksanakan oleh Sampan Kalimantan dan ini betul-betul berguna untuk kita semua.

Category: ,

Admin @lamantembawang:
Silahkan meninggalkan komentar yang membangun dan berguna

Governance and Sustainable Fair - Contact: nikasiusmeki@gmail.com