Dua Benua Di Tempati

lamantembawang | 05.24 |

Dok. Foto Laman Tembawang, Mandi di Sungai Krio
Terlintas yang ada dipikiran kita semua, ngomong soal Benua pasti bayangan yang ada di benak kita adalah suatu wilayah yang cukup luas dan besar. Nah, disini saya akan berbagai mengenai Benua yang lainnya. Benua ini berbeda dengan Benua yang biasa kita kenal  seperti Benua Afrika, Benua Eropa dan lain sebagainya itu. Benua yang satu ini terdapat di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.
Di Ketapang, yang diketemukan saat ini ada 2 Benua yang ada, keduanya itu merupakan tempat yang pernah saya diami. Pertama Benua Krio, Benua ini merupakan sebutan untuk sebuah desa yang ada di pedalaman Ketapang, Kalimantan Barat. Disebut Benua Krio karena tempatnya berada di muara sungai Krio. Berbatasan langsung antara Sungai Krio dan Sungai Pawan, sebagai jalur penghubung sampai menuju kota Ketapang (Kota Kabupaten) untuk saat ini. 
Duhulunya, untuk keperluan-keperluan ke Kotan Kabupaten masih menggunakan Jalur Sungai ini. Juga  untuk keperluan membeli sembako dan Jalur perdagangan masyarakat di Daerah Jalur Sungai tersebut. Waktu itu memang belum ada jalan tembus seperti jalan darat sekarang ini, adapun jalannya masih Jalan Tikus. Jalan tikus maksudnya, jalan setapak yang hanya dipakai untuk berjalan kaki. Para orang tua terdahulu, bagi yang tidak mempunyai kendaraan air terpaksa harus berjalan kaki menuju ke Sandai dan ke Ketapang. Kakek ku yang bernama Unti dengan gelar Gabuk Panak bilang, untuk menuju ke Sandai memakan waktu sampai satu minggu bahkan lebih. Untuk sampai ke kota Ketapang memakan waktu sampai 1 bulan bahkab lebih.
Waktu itu, ketika ingin melakukan perjalanan memang disiapkan bekal untuk diperjalanan, seperti beras dan sebagainya untuk kebutuhan makan di jalan. Tapi Kakek ku bilang, mereka menempuh perjalanan yang demikian itu tidak mengeluh, tidak mengenal lelah dan capek. Perjalanan seperti ini biasa ditempuh oleh para orang-orang tua dulunya. Tidak seperti sekarang ini, semua serba ada tapi masih saja mengeluh canda Gabuk Unti terhadap saya. Gabuk tempat kami panggilan untuk Kakek. Tapi dulu kami bisa Sekolah dan benar-benar cari ilmu untuk bersekolah dan selesai, tambah beliau coba memotivasi ku.
Sungai Krio ini banyak kenangannya, dulu tempat untuk Mandi, Masak, Cuci dan Kakus. Di sungai ini juga tempat diriku dibesarkan, maksudnya untuk kepentingan mandi, bersih-bersih, dan lain sebagainya. Asik sekali dulunya di sungai ini, sungainya sangat bersih dan banyak sekali ikan-ikannya. Kalau untuk air minum bisa langsung bisa dimasak, karena memang putih bersih sungainya. Ikan juga dulunya sangat mudah mencarinya, biasa sebelum turun sekolah disaat masih SD ketika itu cukup dengan umpan nasi di lempar-lempar pancingnya tidak begitu lama untuk mencari satu keronjong (keranjang dari bambu).
Setiap paginya Bapak ku juga mudah dapat dari pukat, tajur (pancing dipasang begitu saja), bubu, tekalak, penjuring, rae, ntambatn (perangkap ikan rotan dan bambu). Sekarang sungai ini mengalami pencemaran, jangankan untuk dikonsumsi, mandi juga jarang digunakan. Pencemaran oleh PETI (Penambang Emas Tanpa Ijin), hanya untuk satu alasan cari makan oleh para Cukong-Cukong Emas itu. Beruntung, ada bantuan air bersih, kalau tidak bisa seperti kasus buyat kejadian di tempat kami.Pun, ikan-ikan yang di ambil menggunakan setrum dari listrik (genset), membuat ikan tersebut susah beranak pinak. 
Kedua Benua Kayong, Benua Kayong ini adalah sebutan untuk Kecamatan yang ada di Kabupaten Ketapang. Tempat ini juga merupakan tempat yang ada di muara sungai yakni Sungai Pawan Ketapang. Tempat ini hanya dipisahkan oleh Sungai Pawan saja dari Pusat Kota Ketapang. Untuk menuju ketempat ini cuma dengan menyeberangi Jembatan Pawan 1. Sekarang saya berpenghuni di daerah tersebut, aneh tapi nyata kejadiannya bukanlah disengaja. Beralih tinggal di Benua Krio, sekarang malah tinggal di Benua Kayong. Yang keduanya sama-sama Benua. 
Di Benua Krio, tempatnya karena kampung sedikit sepi dan terhitung kecil wilayahnya, sedangkan Benua Kayong ramai karena masih merupakan Kota Kecamatan lagi. Mudah-mudahan selanjutnya saya akan menginjak Benua yang lebih besar lagi, yg tingkatannya malah sampai ke tingaktan dunia. Tapi, ini baru sebatas angan-angan saja, tidak tahu jalan apalagi yang akan saya tempuh agar bisa sampai kesana. Mungkin 5 tahun atau 10 tahun atau hanya sebatas tertulis di kertas putih ini. Semoga saja akan ada jalan yang baik untuk bisa kesana, bahkan terlebih untuk bisa melakukan studi atau lanjutan studi ku nantinya. Amin.

Category: ,

Admin @lamantembawang:
Silahkan meninggalkan komentar yang membangun dan berguna

Governance and Sustainable Fair - Contact: nikasiusmeki@gmail.com