Dinamika Biaya Kesehatan di Daerah

lamantembawang | 08.29 |

Ilustrasi
Sore itu saya terperangah dari tidur mendengar dering telpon dari panggilan masuk, ternyata panggilan dari seorang kawan satu pekerjaan. Bro, kamu bisa susul kesini gak? Ini kawan kita tiba-tiba semacam mau pingsan, kata kawan dalam telpon itu. Kami sekarang ada di Sungai Awan kanan, yang tempatnya berkisar 10 km dari kota Ketapang, Kalimantan Barat.

Dengan terkusuk-kusuk, segera saya menyusul kawan tadi. Setelah ketemu, langsung saya samparin kawan yang mengalami sakit. Dengan menggeliat merasa kesakitan, kawan tersebut sambil dipijit-pijit oleh seorang Bapak yang umurnya paruh baya. Tapi bukan karena sakit dipijit, tapi karena perut yang persisnya dilambung kawan tadi terasa perih dan terasa ditusuk-tusuk.
Bukan ape ak, ini te kenak mah beh! Dengan kentalnya bahasa ketapang yang dilontarkan seorang Bapak tersebut mengatakan bahwa kawan tadi kena penyakit mah. Luar biasa pelayanan orang tua di rumah tersebut, selain mempoles kawan yang sakit tadi kita juga dilayaninya dengan baik. Makanan dan minuman dia hidangkan. Bahkan kemudian karena merasa kurang adanya perkembangan, dia memanggil seorang Ibuk yang biasa mengobati orang dengan cara tradisional.
Konon, Ibuk tersebut biasa menyembuhkan orang-orang yang sakitnya kuat. Ketika datang, berbagai ramuan dan obat-obatan yang menurutnya bisa menyembuhkan kawan tadi dikeluarkan. Dan selang beberapa waktu telah berlalu, setelah selesai meracik dan memberikannya kepada kawan tadi. Langsung, dia memuntahkan apa yang ada di isi perutnya tersebut. Seperti disuruh saja oleh Ibu tadi, muntahnya sangat lancar.
Dan, beberapa selang kemudian yang sebelumnya kawan saya tadi sempat terkapar mulai bisa duduk agak sempurna bahkan sampai berdiri. Membuat petang yang singkat itu, kita permisi dengan orang seisi rumah itu. Tapi sebelum pulang, kita tahu bahwa kondisi dompet kita pada minim semua, namun tanpa sungkan kita langsung tanya bayaran pelayanan dan pengobatan yang sudah diberikan. Apa jawab mereka? Tidak usah nak, kami iklas membantu kalian.
Saat ini kalian yang minta bantu, besok-besok bisa saja kami yang dibantu oleh orang lain. Karena kita manusia ini tidak tahu apa yang akan terjadi pada kita dikemudian hari. Dan, tidak bisa dipungkiri perlakuan seperti ini akan terjadi pada kita semua. Jadi, itu sudah tugas kita sebagai manusia makhluk sosial. Tidak ada salahnya kalau kita saling berbagi seperti ini.
Berbeda dari itu, walaupun sudah bisa bergerak tapi rasa sakitnya tetap ada dan kita melanjutkan perjalanan. Membuat kita memutuskan untuk pergi kerumah sakit tergolong milik pemerintahlah diwilayah itu. Sambil menghubungi kawan, tujuannya agar bisa segera dipinjamkan dana untuk berobat. Kitapun memasuki rumah sakit tersebut, langsung menuju UGD.
Walaupun agak sedikit lamban, pelayanan segera kita dapatkan. Dicoret-coretnya secarik kertas itu, ditulisnya San Mag, dll. Langsung disodorkan pada kita! Langsung ambil bang obatnya ke bagian farmasi. Tiba disana, setelah obatnya selesai dikumpulkan dan sebelum diberikan pada kita! Eh, kita sudah diminta bayar terlebih dahulu. Dan, seluruh biaya perobatan malam itu ditotalkan mencapai Rp. 300.000,-.
Besoknya, pagi-pagi buta karena merasa perutnya masih terasa sangat sakit sekali. Kita memutuskan untuk melanjutkan pengobatan lagi, tapi dirumah sakit lainnya. Rumah sakit miliknya pihak swasta, yang cukup ternama di Kabupaten Ketapang ini. Dari hasil analisa, kawan tersebut keputusannya  harus di obname. Berjalan sampai esok harinya kita memutuskan keluar, karena yakin biayanya akan bengkak.
Tidak salah lagi, setelah administrasi sudah dibereskan dan melakukan pembayaran. Biaya yang dikeluarkan untuk biaya pengobatan tersebut mencapai 2 juta-an. Baru selang 1 hari, tapi biaya yang dikeluarkan sudah begitu besar untuk ukuran kami sebagai masyarakat yang kurang mampu. Luar biasa sangat besar sekali biaya pengobatan sekarang, apakah itu bisa dijangkau oleh semua orang?

Kalau pendapatan seseorang kisaran sebegitu dalam sebulan dan harus mengeluarkannya hanya dalam sekejap, akan sangat miris sekali yang terjadi. Belum lagi memikirkan biaya-biaya yang lainnya.
Padahal, pengobatan di rumah sakit tidak memberikan pengobatan secara menyeluruh untuk orang yang kurang mampu. Karena, selain kepastian akan penyakitnya bisa sembuh dia harus menderita penyakit baru lagi yang harus dideritanya. Penyakit oleh karena biaya yang sudah dikeluarkan begitu banyak untuk ukuran orang yang kurang mampu. Karena, biaya yang dikeluarkan untuk biaya pengobatan yang ada sebagai modal hidup yang sudah lama terkumpul.
Obat-obat kampung dianggap mistis, karena pakai jampi-jampi yang dilakukan oleh dukun-dukun kampung.  Nah, kalau saya melihatnya bukan dijampi-jampinya ataupun pengobatan tradisionalnya tapi kasiat obatnya. Seperti salah satu yang pernah saya identifikasi, di kampung (Dayak Krio-Ketapang) untuk mengobati bengkak dengan menggunakan kapur dan kunyit. Tidak begitu memakan waktu yang lama, bengkak yang diderita oleh seseorang langsung kempis dan sembuh.
Kapur sirih mengandung senyawa Ca (OH)2 (Kalsium Hidroksida), senyawa tersebut berfungsi mengangkat sel-sel yang sudah rusak dan menggantikannya dengan sel-sel yang baru. Sedangkan kunyit, berfungsi untuk memperbaiki jaringan pada kulit yang rusak. Sekarang, banyak juga dikembangkan pola pengobatan herbal dengan menggunakan bahan-bahan yang alami. Di masyarakat adat sudah mengenal metode pengobatan seperti itu, sudah jaman nenek moyang dahulu.
Artinya, baik pengobatan tradisional maupun modern juga tidak ada perbedaan. Bedanya, pengobatan modern melalui pengujian secara laboratorium sedangkan tradisional tidak. Tapi, hakikatnya sama-sama bisa menyembuhkan orang yang sakit. Jadi, ketimbang harus mengeluarkan biaya yang besar untuk dapat pengobatan secara modern. Bisa juga mencari alternatif pengobatan secara tradisional dengan tidak menelan biaya yang besar. Toh dari dulu, di masyarakat adat sebelum mengenal metode pengobatan secara modern, melakukan pengobatan secara tradisional yang juga bisa menyembuhkan.
Tapi, tidak ada larangan bagi siapapun untuk memilih pengobatan baik secara tradisional maupun modern. Semuanya tergantung pada kebutuhan individu yang ingin mendapatkan pengobatan. Tulisan ini mengajak kita semua untuk melihat bahwa biaya kesehatan semakin tinggi hingga saat ini. Hingga, orang-orang melupakan pengobatan yang murah meriah namun hasilnya tidak begitu berbeda.


Di post oleh : Nikasius Meki

Category: ,

Admin @lamantembawang:
Silahkan meninggalkan komentar yang membangun dan berguna

Governance and Sustainable Fair - Contact: nikasiusmeki@gmail.com