FGD Riset Patron Klien dan Deforestasi

lamantembawang | 06.08 |

Tumpukan Kayu di Tepi Sungai Pawan Ketapang
Pengelolaan hutan akhirnya mengikuti kepentingan ekonomi para oligarki di Indonesia. Aliansi pengusaha, politisi dan birokrasi ini mempercepat lajunya degradasi dan deforestasi. Itulah yang coba disampaikan ICW bersama Link-AR Borneo melalui FGD Riset Patron Klien dan Deforestasi yang diselenggarakan di Hotel Aston Pontianak (13/5). 
Ada salah satu calon kepala daerah yang mengaku banyak tawaran dana dari pengusaha menjelang pilkada. Dana akan diberikan dengan syarat jika ia menang ia mau mempermudah pemberian izin usaha pada pengusaha.
Data dari Dinas Perkebunan Ketapang dan Distamben Kal-bar tahun 2013. Dari data tersebut diketahui Tren Penerbitan IUP (sawit) dan IUP Eksplorasi (tambang) meningkat pada tahun-tahun pemilu atau menjelang pemilu.
Uang bawah tangan diberikan tidak hanya pada pemberi rekomendasi atau izin seperti bupati, gubernur atau menteri, tapi juga pada semua yang terlibat didalamnya seperti SKPD terkait, politisi, tokoh masyarakat, camat, TNI/Polri dan kepala desa.
Meski juga mengungkapkan kepala daerah yang berkuasa cenderung membangun dinasti kekuasaan dengan menempatkan keluarga dan kerabat pada posisi-posisi strategis. Contoh nyata diambilnya dari pasangan Morkes Effendy dan Hendrikus.
Anak Morkes Effendy memiliki enam belas perusahaan. Enam perusahaan diantaranya dijual menjelang pilkada 2010. Salah satunya PT. Lanang Bersatu dijual pada PT. Harita seharga 300 Milyar rupiah. Anak Henrikus yang bernama Tommy Alexander Henri Pemilik PT. Putra Angkasa Raya (PT. PAR) kerap meminjam nama perusahaan untuk mengikuti lelang proyek APBD. Lalu Jacky menjadi Direksi Dinas PU Kab. Ketapang yang awalnya PNS Golongan II B. Saudara Henrikus, Marsiana menjadi Kepala Seksi Perizinan Kantor Pelayanan Terpadu. Margaret dan Heri menjadi kontraktor yang sama seperti Tommy, banyak menguasai proyek APBD.
Ketapang sebagai kabupaten terluas menjadikan investasi industri ekstraktif mendominasi perekonomian daerah. Ekspansi pertanian dan perkebunan, perluasan infrastruktur transportasi, kemudian pengambilan kayu untuk tujuan komersil dan peternakan merupakan penyebab langsung utama terjadinya deforestasi. Maraknya ekspansi ini didorong Kondisi lingkungan yang menguntungkan, Harga hasil pertanian/perkebunan yang tinggi, upah pekerja yang murah dan Perubahan demografi {SP.

Sumber Berita: http://www.perkumpulanpervasi.org/2013/07/hutan-dimangsa-oligarki.html

Category:

Admin @lamantembawang:
Silahkan meninggalkan komentar yang membangun dan berguna

Governance and Sustainable Fair - Contact: nikasiusmeki@gmail.com