Nasib Rakyat Desa Terbelenggu
![]() |
Panen Padi Hasil Ladang |
Tanah memang merupakan jantung bagi rakyat desa. Hampir sepenuhnya hidup mereka bergantung pada tanah, dari tanah itu anak cucu lahir dan bertahan hidup. Ikatan atas tanah dengan para petani semakin erat karena tidak hanya untuk hidupnya, namun sampai akhir hayat menutup umur para kaum tani juga tanah tersebut. Warga desa terus diserang keresahan, pasalnya tanah yang menjadi penghidupan warga, tak henti-hentinya di usik oleh perkebunan skala besar. Tidurnya jadi kurang, badan kurusnya terlihat semakin kering dengan muka memerah yang rutin tergenang keringat.
Sempat kepikiran, sebagai salah satu pemuda desa yang mendapatkan kesempatan mengenyam pendidikan juga dari hasil pengolahan tanah dengan cara tradiosional karena Negara pada hakikatnya tidak pernah menyediakan sistem pertanian modern walaupun secara mayoritas penduduknya adalah kaum tani. Dengan mendapatkan jurusan di bidang ilmu kimia. Kalau diperhatikan benar-benar Kalimantan Barat merupakan tanaman yang begitu banyak fungsinya beberapa diantaranya untuk obat-obatan, pupuk, hiasan, kosmetik dll.
Masyarakat pedalaman yang tidak sanggup atas biaya kesehatan saat ini, biasa memakai pengobatan tradisional. Misalnya ketika mengobati bengkak/bisul menggunakan kunyit ditambah kapur sirih. Ilmiahnya kapur sirih mengandung senyawa CaCo¬3 yang fungsinya untuk merombak sel-sel yang sudah rusak dan menumbuhkan sel-sel baru. Lainnya seperti ketepekng biasa untuk obat gatal seperti kurap, panu dan kadas. Malacatn dipaki untuk mengobati bisa ular, kaljengking, lipan dan lain sebagainya. Hahidup di pakai untuk mengobati keseleo.
Hal-hal tersebut kalau memang dipertahankan dan dimanfaatkan secara baik menjadikannya sebagai sesuatu yang tidak ternilai sekali. Namun ketersediaan untuk mengelolanya secara sadar dan tidak sadar belum dilakukan secara baik. Ketika kita punya Intelektual, hanya sebatas diabdikan sebagai dinastinya Imperialisme yang siap menjadi tenaga kerja rendahan serta murah meriah. Sebaliknya malah dibabat habis-habisan untuk perkebunan skala besar yang ditanam adalah tanaman komoditi yang dipruntukan bagi pasar global.
Hal ini lebih menjelaskan bahwa mereka hanya mengabdi sepenuhnya untuk tuannya yaitu Imperialisme yang dibiarkan mendominasi segi-segi kehidupan yang ada di Masyarakat dalam hal ini AS sebagai pimpinanan tertingginya. Topangan/basis sosial dari Imperialisme sebagai puncak tertinggi daripada kapitalisme monopoli yang selalu dipertahankan adalah Feodalisme bentuk daripada monopoli tanah. Kaki tangannya rejim boneka dalam Negeri dan Kapitalisme Birokrat yaitu orang yang menggunakan/memanfaatkan kekuasaannya untuk kepentingan pribadi dengan tujuan memperkaya diri. Hal ini menyimpulakan bahwa Indonesia adalah negeri setengah jajahan dan setengah feodal.
Sangat mengkawatirkan sekali sumber-sumber pendapatan bagi Rakyat berupa tanah sebagai alat produksi dan hutan sebagai sumber kekayaan alam. Kalimantan Barat salah satu propinsi wilayah yang begitu luas setelah irian jaya yaitu 14, 6 juta Ha. Perkebunanan berskala besar yang akan di canangkan oleh pemerintah sekitar 10 juta Ha, yang sudah dapat konsensi 4, 6 juta Ha dan yang sudah beroperasi 500 Ha. Lebelnya untuk menyediakan lapangan perkerjaan untuk tenaga kerja murah, serta kesejahteraan. Di Kalimantan Barat tahun 2008 angka kemiskinan berjumlah 11,07% dari jumlah penduduk (BPS Kal-Bar).
Jumlah pengangguran terbuka di Kalimantan Barat Untuk tahun 2009 saja berjumlah 130.000. maka bisa diperkirakan angka ini akan melonjak akibat PHK massal yang terjadi ditahun ini. Dimana sejak Februari 2009 setidaknya terdapat 2.856 orang yang mengalami PHK secara masal. Sementara itu secara lebih khusus lagi persoalan PHK ini juga dialami oleh kaum buruh PT. SBK Alas Kusuma, dimana sejak bulan Mei – Agustus 2009 setidaknya terdapat 300 orang yang mengalami PHK secara sepihak oleh perusahaan (Kompas edisi Senin 16 Maret 2009).
Jika melihat kenyataan yang dijalankan oleh rejim hari ini, sangat jelas jika pemerintahannya memiliki peranan yang besar dalam penindasan dan kemiskinan yang di alami oleh rakyat Indonesia. Berbagai peraturan dan regulasi yang diamanatkan untuk mensejahterakan rakyat secara kongkrit telah diabaikan, aturan dan regulasi yang ada hanya digunakan untuk kepentingan klas dan golongan tertentu, seperti halnya hukum yang dianalogikan seperti pisau dapur “ Tajam di bawah akan tetapi tumpul diatas” atau hanya berlaku bagi rakyat saja, lihat saja kasus PT. BIG di Kabupaten Ketapang 5 Bulan TBS petani tidak dibayar dan msih banyak yang lainnya.
Akan tetapi dibalik itu semua segala dagelan politik menjijikan yang di perlihatkan oleh kapitalisme birokrat dan pemerintahan saat ini juga menyebabkan perlawanan dari rakyat yang kian hebat. Berbagai konflik yang melibatkan antara petani dengan aparat menunjukan bahwa rakyat tidak akan pernah mau selamanya berada di bawah penindasan, Angka pada tahun 2009 yang dikumpulkan oleh Lembaga GEMAWAN, Konflik Agraria di Kal-bar mencapai 150 kasus.
Serta hal yang tidak kalah mengerikan sebagai akibat dari masuknya perkebunan skala besar yang melakukan pembabatan hutan secara bar-bar adalah terjadinya kerusakan lingkungan hidup yang mengancam eksistensi dari kelangsungan bumi manusia yang kita tempati. Rusaknya hutan telah mengakibatkan berkurangnya kemampuan dalam menjaga keseimbangan iklim, serta jika musim kemarau hutan yang sudah berubah menjadi ilalang maupun semak belukar mudah sekali terbakar sehingga tiap tahun kita merasakan kabut asap yang melepaskan juta ton karbon keudara.
Pada hakekatnya rakyat akan melawan dengan sekuat tenaga dan dengan berbagai cara sesuai dengan tingkat perkembangan dan pemahaman rakyat. Walaupun masih dalam tahapan aksi–aksi dan perlawanan spontan yang di perlihatkan oleh rakyat, akan tetapi kepercayaan atas kebaikan palsu rejim hari ini sangat terlihat. Hal ini menunjukan bahwa kesadaran rakyat akan terus meningkat akibat penindasan yang dialaminya, sejarah perlawanan rakyat telah begitu panjang, sepanjang penderitaannya.
Prakarsa yang tepat dalam menanggapi bangkitnya perlawanan rakyat tentu akan semakin mendorong rakyat ke jalur yang benar untuk tidak pernah menyerah dengan menyerahkan nasib dan sejarahnya ke jalan yang tidak tepat, tanpa memandang sejarah penindasan dari akar feodalisme dan Imperialisme yang saat ini dijalankan oleh dinasti rejim boneka.
Apalagi kita tahu bahwa tahun 2009 hanyalah awalan dari kekuasaan, dan masih panjang penderitaan rakyat di tahun–tahun berikutnya. Sehingga jika tahun 2010 dan tahun–tahun berikutnya diperlukan usaha keras dan pantang menyerah untuk tetap mengobarkan perlawanan rakyat dan memperlihatkan sejatinya rejim hari ini yang anti rakyat. Menutup catatan ini dengan semangat perlawanan terhadap rejim boneka, maka kita akan meyakini bahwa tahun 2010 dan seterusnya adalah tahun yang kian berat bagi rejim boneka karena perlawanan yang kian hebat dari rakyat.
Category: Opini